BATAMID.COM – Wasit asal Oman yang memimpin pertandingan antara tuan rumah Bahrain melawan timnas Indonesia yang berlangsung di Bahrain National Stadium, Raffi menjadi sorotan para fans Indonesia.
Beberapa keputusan yang dinilai tidak adil, sebagai pengadil pertandingan, secara kasat mata terlihat. Saat pemain Bahrain terkapar/ jatuh, dengan protes yang dilakukan 2-3 pemain menanggapi dan menghentikan pertandingan.
Suasana berbeda, ketika Marcelino yang tergeletak di kotak penalti Bahrain, kendati diingatkan beberapa pemain timnas, tetap saja pertandingan berjalan.
Saat gol Ragnar, butuh konsultasi dengan VAR selama kurang lebih 3 menit, lalu kenapa gol kedua Bahrain sama sekali tidak melihat atau konsultasi dengan VAR?
Belum lagi keputusan menambah waktu tambahan dari enam menit ke sembilan menit yang berujung terjadinya gol penyamaan menjadi 2-2.
Lupakan tragedi wasit di stadion Raffi, kini saatnya fokus melakoni partai tandang melawan tuan rumah China pada hari Selasa (15/10) di stadion Qingdao.
Wasit asal UEA Omar Al Ali direncanakan akan memimpin pertandingan yang akan berlangsung pada pukul 19.00 wib. Mindset harus dirubah, dan harapan pengadil yang adil.
Kendati mulai dikhawatirkan soal kepemimpinannya saat menjadi wasit partai tuan rumah Australia menjamu Bahrain dengan mengeluarkan kartu merah yang berbuat, Australia kalah.
Lupakan soal wasit, fokus dan tetap percaya diri para pemain timnas. Melihat timnas China saat melawan Australia, tidak begitu istimewa. Mengandalkan bola bola jauh yang berujung terjadinya gol.
Kini sudah saatnya untuk lebih tenang dan bijak dalam menghadapi wasit, diatas wasit ada penilaiyang dikomandoi oleh Pierre Luigi Colina mantan wasit yang dikenal tegas, asal Italia.
Bang Jay dkk harus lebih meminimalisir sliding tackle yang tidak perlu, misalnya didaerah pertahanan lawan atau mendekati area kotak penalti.
Sudut pandang selalu berbeda,antara wasit dan kita semua untuk itu adanya VAR bisa mengurangi dan itu diharapkan diberlakukan untuk kedua tim secara berimbang oleh wasit.***
Penulis: Chris Triwinasis